Apa itu GERD, gejala apa yang dirasakan dan pengobatannya.

Apa itu GERD (Gastroesophageal Reflux Disease), penyebab dan pengobatannya

GERD (gastroesophageal reflux disease)  adalah sensasi atau rasa terbakar pada dada akibat aliran balik (reflux) asam lambung ke esofagus (kerongkongan), yang terjadi karena lemahnya katup sfingter esofagus. Obat-obatan yang dapat diberikan adalah obat lambung Antasida, H-2 Receptor Blocker seperti Cimetidine, Famotidine, Nizatidine, dan PPI (Proton Pump Inhibitor) seperti Omeprazole, dan Lansoprazole.


Penyebab GERD

GERD disebabkan karena aliran balik asam lambung ke esofagus yang berulang. Saat kamu menelan makanan, otot sfingter esofagus akan terbuka, kemudian menutup kembali sehingga makanan/cairan yang berada di dalam lambung tidak kembali ke kerongkongan.

Jika terdapat kerusakan atau kelemahan pada otot sfingter esofagus maka makanan/cairan yang berada di dalam lambung dapat mengalir kembali ke esofagus, tidak terkecuali asam lambung, asam lambung dapat mengiritasi saluran kerongkongan, sehingga menyebabkan rasa nyeri atau panas yang dapat dirasakan pada dada.


Tanda dan Gejala GERD

10 Tanda dan gejala yang dapat kamu rasakan antara lain:

  1. Nyeri ulu hati

  2. Dada terasa panas

  3. Mulut terasa asam

  4. Kesulitan menelan karena terasa seperti ada yang mengganjal di kerongkongan

  5. Mual dan muntah

  6. Keluarnya isi lambung secara tiba-tiba

  7. Bau mulut

  8. Sering batuk, dan sesak nafas. Pada pengidap ASMA akan lebih sering kambuh pada orang yang memiliki penyakit GERD

  9. Laringitis

  10. Tidur terganggu


Diagnosis 

Dokter dapat mendiagnosis GERD hanya dari anamnesis dan pemeriksaan fisik saja, akan tetapi, pemeriksaan penunjang juga dapat dilakukan untuk mempertegas diagnosis. Adapun pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah Endoscopy. Pemeriksaan endoskopi yaitu dengan memasukkan alat berupa tabung kecil fleksibel yang mempunyai lampu dan kamera ke dalam kerongkongan sampai dengan lambung, endoskopi bertujuan untuk melihat langsung keadaan di dalam kerongkongan dan lambung, pada pemeriksaan endoskopi akan dapat dilihat jika ada peradangan, atau perlukaan pada kerongkongan ataupun lambung. Selain itu, endoskopi juga dapat digunakan untuk mengambil jaringan pada esofagus (biopsi).


Pengobatan mandiri dan obat-obatan

Pengobatan secara mandiri dapat dilakukan dengan cara mengubah gaya atau pola hidup. Beberapa pola hidup yang dapat diterapkan di rumah yaitu:

  1. Menurunkan berat badan, sampai dengan batas normal berat badan sesuai BMI (body mass index). Dengan menurunkan berat badan, diharapkan dapat mengurangi tekanan pada perut/abdomen yang dapat menekan lambung sehingga terjadi aliran balik (reflux)

  2. Berhenti merokok. Merokok dapat menurunkan kemampuan otot sfingter untuk berfungsi dengan baik.

  3. Tinggikan kepala saat tidur. Jika kamu sering mengalami heartburn atau sensasi terbakar pada dada saat akan tidur.

  4. Jangan tiduran(rebahan) setelah makan. Tunggulah paling tidak tiga jam setelah makan sebelum tiduran.

  5. Makan secara perlahan, dan kunyah sebaik-baiknya

  6. Hindari makanan atau minuman yang dapat memicu reflux, seperti alkohol, coklat, saus tomat, mint, bawang putih, bawang merah, dan cafein.

  7. Hindari menggunakan pakaian ketat. Pakaian ketat dapat menekan abdomen, sehingga dapat memicu reflux. 

Obat - obatan yang dapat digunakan atau dikonsumsi pada pengidap GERD antara lain:

  1. Antasid. Antasida dapat menetralkan asam lambung, antasida bereaksi cepat untuk menetralkan asam lambung, namun pemberian antasid tanpa tambahan obat lain tidak akan mengobati GERD.

  2. H2 Receptor Blocker . Cimetidine, Famotidine, Nizatidine, bekerja menetralkan asam lambung dan mengurangi produksi asam lambung, meskipun tidak bereaksi secepat antasida, obat ini dapat menetralkan lebih lama. 

  3. PPI (Proton Pump Inhibitor). Lansoprazole, Omeprazole. Obat asam lambung yang lebih kuat dibanding H2 Receptor Blocker

Biasanya obat-obatan dapat mengendalikan GERD tetapi jika perubahan gaya hidup dan pengobatan tidak dapat mengendalikan GERD maka tindakan operatif mungkin perlu dilakukan.


Komentar